Kamis, 22 Oktober 2015

Revolusi Mental


Kita sering mendengar kata Revolusi Mental, namun apa arti sebenarnya ?
Secara garis besar revolusi mental menurut saya adalah suatu perubahan mendasar yang dilakukan mulai dari diri individu masing-masing yang nantinya akan membuat perubahan yang lebih besar. Perubahan besar bukan hanya lewat fisik ataupun otak, namun juga membutuhkan mental yang kuat untuk menjadi pondasinya.


"Dalam kehidupan sehari-hari, praktek revolusi mental adalah menjadi manusia yang berintegritas, mau bekerja keras, dan punya semangat gotong royong."
"Revolusi Mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala."


Itulah adalah gagasan revolusi mental yang pertama kali dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada Peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1956. Soekarno melihat revolusi nasional Indonesia saat itu sedang mandek, padahal tujuan revolusi untuk meraih kemerdekaan Indonesia yang seutuhnya belum tercapai.
Revolusi di jaman kemerdekaan adalah sebuah perjuangan fisik, perang melawan penjajah dan sekutunya, untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kini, 70 tahun setelah bangsa kita merdeka, sesungguhnya perjuangan itu belum, dan tak akan pernah berakhir. Kita semua masih harus melakukan revolusi, namun dalam arti yang berbeda. Bukan lagi mengangkat senjata, tapi membangun jiwa bangsa.


Membangun jiwa yang merdeka, mengubah cara pandang, pikiran, sikap, dan perilaku agar berorientasi pada kemajuan dan hal-hal yang modern, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia.


Kenapa membangun jiwa bangsa yang merdeka itu penting? Membangun jalan, irigasi, pelabuhan, bandara, atau pembangkit energi juga penting. Namun seperti kata Bung Karno, membangun suatu negara, tak hanya sekadar pembangunan fisik yang sifatnya material, namun sesungguhnya membangun jiwa bangsa. Ya, dengan kata lain, modal utama membangun suatu negara, adalah membangun jiwa bangsa.


Inilah ide dasar dari digaungkannya kembali gerakan revolusi mental oleh Presiden Joko Widodo. Jiwa bangsa yang terpenting adalah jiwa merdeka, jiwa kebebasan untuk meraih kemajuan.
Revolusi tentu tidak secara instan terjadi, namun membutuhkan proses. Mental yang sudah terbentuk tentu tidak dengan mudah akan berubah begitu saja, pendekatan-pendekatan yang intens lah yang akan membantu terjadinya revolusi mental.


Menurut saya jika Indonesia ingin menjadi negara maju maka yang harus diperhatikan atau yang menjadi prioritas untuk diperbaiki mentalnya adalah para pelajar. Mengapa? Karena para pelajar ini lah yang akan menanggung beban untuk memajukan Indonesia di kemudian hari, tongkat kepemimpinan akan berpindah tangan kepada mereka. Mental pelajar saat ini bisa dibilang sangat buruk dan memprihatinkan. Pendidikan di Indonesia seakan memaksa para pelajar untuk menguasai semua mata pelajaran, bukan mencerna substansinya. Sehingga siswa rajin lebih memilih belajar dan menghafal, sedangkan siswa malas memilih mencontek. Maka 20 tahun lagi, "korupsi" bukan lagi suatu hal yang harus diberantas, namun akan menjadi suatu prioritas.


Sumber :
Official Account LINE 'Hidden Secret'

1 komentar:

  1. Yes. Revolusi mental harus merambat ke semua kalangan. Dari pejabat sampai rakyat jelata dan termasuk pejabat. Terimakasih
    menang BERSAMA
    Hidup Adalah Perjuangan

    BalasHapus