Selasa, 29 Desember 2015

Ujian Tengah Semester

Kampus kami belum lama ini baru menyelesaikan Ujian Tengah Semester (UTS), ya kampus kami bisa dibilang selalu lebih telat dalam menyelenggarakan UTS maupun UAS dibanding kampus-kampus lain. Itulah yang membuat kami sulit untuk menentukan jadwal liburan bersama teman-teman dari universitas lain yang notabene sudah selesai terlebih dahulu sebelum kami memulainya.

Sistem tentang bagaimana soal yang akan keluar di Ujian Tengah Semester sepenuhnya tegantung kebijakan dosen dari masing-masing kelas yang ia ajar atau bisa juga hasil dari diskusi dosen dan para mahasiswanya. Pihak kampus memberikan kebebasan kepada dosen mengenai tipe soalnya, apakah itu essay ataupun pilihan ganda. Namun kebijakan untuk soal UAS (Ujian Akhir Sekolah) ditangani oleh pihak kampus sendiri. Pihak kampus membuat soal pilihan ganda untuk setiap mata kuliah yang akan muncul di Ujian Akhir Semester.

Di Universitas Gunadarma ini prosentase penilaian dari hasil ujian tengah semester dan ujian akhir semester mungkin berbeda dari universitas lain. Untuk mata kuliah lokal, prosentase nya adalah 70% UTS dan 30% UAS. Disini prosentase UTS lebih besar dibanding UAS, hal ini dikarenakan penyelenggaran UTS yang bisa dibilang tidak benar-benar di tengah semester, namun menjelang semester berakhir, maka tentu saja materi yang sudah dipelajari jauh lebih banyak sehingga membuat prosentasenya besar. Namun, untuk mata kuliah utama prosentasenya adalah 50% UTS dan 50% Ujian Utama.

Pengawas yang biasa mengawasi kita adalah para staff maupun para dosen. Ada berbagai macam tipe pengawas, ada yang baik, ada yang cerewet, ada yang galak, ada yang perhatian, ada yang sangat teliti dan ada yang masa bodo. Tentu saja tipe pengawas yang kita suka adalah yang santai, baik dan perhatian apalagi kalau pengawas itu adalah dosen muda yang cantik. Para pengawas biasanya memberitahukan tentang peraturan-peraturan ujian yang ada sebelum memulai jalannya ujian. Peraturan standar yang harus kita patuhi contohnya harus berpakaian rapih, memakai sepatu tertutup, membawa KRS (Kartu Rencana Studi). Setelah semua peraturan sudah kita penuhi barulah ujian akan dimulai. Kondisi saat kita melaksanakan ujian terbilang sanagat kondusif, ini karena ruangan yang ditata sedemikian rupa sehingga terlihat rapih dan tentu saja dibantu oleh para pengawas agar para mahasiswa tidak berisik.

Dalam menyelenggarakan ujian kampus kami terbilang lama, bisa memakan 2-3 minggu lamanya karena tidak setiap hari kita ujian. Kadang berselang 1 hari, 2 hari, bahkan 4 hari. Hal ini tentu memberikan keuntungan dan juga kerugian untuk kita. Keuntungannya jelas yaitu kita bisa lebih mempersiapkan diri dalam ujian mata kuliah yang selanjutnya karena kita mempunyai waktu belajar yang lebih lama. Ada yang benar-benar mempersiapkan diri untuk belajar namun ada juga yang malah santai dan tidak terasa kalau dirinya sedang dalam masa ujian. Disamping keuntungan tersebut, tentu ada kerugiannya pula. Kerugiannya adalah kita jadi “tertinggal” oleh teman-teman kami yang lain karena mereka sudah selesai UTS bahkan mau memasuki UAS tetapi kita masih melaksanakan UTS. Selang ujian yang terlampau jauh juga membuat kita malas belajar dan merasa tidak sedang ujian, greget ujiannya tidak terasa.

Entah apa yang membuat kampus kami membuat kebijakan seperti ini, apakah karena ruangan yang kurang atau bagaimana saya pun tidak mengerti. Namun, karena kita sudah menjadi bagian dari kampus kami tercinta ini mau tidak mau kita harus mengikuti segala aturan yang ada di dalamnya. Tentu pihak kampus mempunyai alasan tersendiri mengapa membuat jadwal yang seperti ini.

Saya mempunyai kenangan yang boleh dibilang kelam dan ceroboh dalam UTS yang masih saya ingat sampai sekarang. Sekarang saya sudah semester 3 dan sebentar lagi akan masuk semester 4, kejadian ini terjadi ketika saya duduk di semester 2. Saya ingat sekali waktu itu mata kuliah yang diujiankan adalah Pendidikan Kewarganegaraan jam 08.30. Malam sebelumnya seperti biasa saya dan teman-teman kos selalu tidur diatas jam 12 malam, entah mengapa hal ini sudah menjadi kebiasaan sampai sekarang. Tidak ada hal istimewa yang kami lakukan malam itu, kami hanya ngobrol, nonton tv dan bercanda seperti biasa. Setelah kami rasa sudah terlalu larut, kami memutuskan untuk tidur karena besok ada UTS. Nah, mungkin disini yang membuat kami terlambat bangun dan terlambat UTS. Kita tidur dengan mematikan lampu kamar, padahal sebelumnya walaupun kami tidur lampu kamar tetap menyala. Karena lampu yang dimatikan, kami tidur lebih pulas. Imbasnya yaitu kami bangun terlambat, kami bangun sekitar pukul 08.25 padahal UTS dimulai jam 08.30. Kami panik dan langsung bangun dari tempat tidur kemudian menuju kamar mandi, kami hanya mencuci muka dan gosok gigi karena waktu yang sudah sangat mepet. Setelah selesai kami langsung ganti baju dan berlari menuju kampus. Untungnya UTS kita waktu itu di kampus E yang tidak jauh dari kos. Kami berlari dan benar saja ujian sudah dimulai, kami masuk ke ruang ujian dengan “ngos-ngosan” seperti habis mengikuti lomba marathon. Untunglah pengawas ujian masih memperbolehkan kita masuk. Dengan napas yang masih tidak teratur, saya melihat kertas soal ujian dan ternyata soalnya essay. Saya panik dan langsung mengisi soal-soal dengan cepat untuk mengejar ketertinggalan dan supaya tidak kehabisan waktu. Saat saya mencoba menulis tiba-tiba tangan saya gemetaran dan tulisan saya menjadi berantakan. Mungkin karena panik jadinya seperti ini, saya mencoba menenangkan diri dan kembali mengisi soal-soal tersebut. Syukurlah saya dapat menyelasaikannya tepat waktu berkat berpacu dengan waktu. Karena pengalaman tersebut, saya jadi belajar mengatur waktu dengan baik agar kejadian tersebut tidak terulang.

11 komentar:

  1. Ka,Kalo hasil utsnya jelek apakah sudah dapat dipastikan akan mengulang matkul terkait?

    BalasHapus
    Balasan
    1. sorry baru bales hehe
      engga kok, kan masih ada nilai uas. kalo nilai uts nya dirasa jelek, kamu bisa bagusin nilai uas nya

      Hapus
  2. Klo tidak ikut uas otomatis nilai pasti E atau tidak??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gak de, 70% uts 30% uas. Minimal d kalo kamu ikut ujian uts nya. Tapi kalo mata kuliah nya berbintang 1 alias ada Ujian utama persentase nya jadi 50%uts 50%uas

      Hapus
  3. Ka klo ga ikut uts tpi ikut uas gmna, trus yg absensi, tugas dsb gaada nilainya dong klo kita gikut uts

    BalasHapus
  4. kak, kalau gk ikut UU nilainya gmn ya kira2 ? :(

    BalasHapus
  5. Kak mau tanya hari ini aku telat ikut uas bhs indonesia... Nanti ngulang lg ngga ya?

    BalasHapus
  6. Kak kalo ga ikut uts tahun ini bagaimana kak konsekuensinya kak apa nilai E apa ikut susulan berikutnya??

    BalasHapus
  7. kak klo jarang masuk kuliah tapi uts sama uas ikut apa bisa jadi nilai e?

    BalasHapus